Home / Pendidikan / Fakultas Pertanian dan Bisnis, Dwijendra University Implementasi Kerjasama dengan Landi Institute: Hadirkan Peserta Pelatihan dari Timor Leste

Fakultas Pertanian dan Bisnis, Dwijendra University Implementasi Kerjasama dengan Landi Institute: Hadirkan Peserta Pelatihan dari Timor Leste

Denpasar, sunarpos.com

Dalam peningkatan pelaksanaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Dwijendra University menyelenggarakan kegiatan training tentang Kepemimpinan dan Manajemen Sumber Daya Manusia pada Hari Kamis-Jumat, 23-24 Mei 2024 di Kampus Dwijendra University. Kegiatan pelatihan ini merupakan implementasi kerjasama dengan Landi Institute yang menghadirkan peserta dari Ministry of The Presidency of The Council of Minister (Kementerian Negara Urusan Dewan Menteri Timor Leste).

Dekan Fakultas Pertanian dan Bisinis, Dr. Ni Made Intan Maulina, S.P., M.P. dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pelatihan yang diselenggarakan ini diharapkan dapat memberikan warna baru bagi para peserta di dalam meningkatkan kapasitasnya untuk pengembangan manajemen dan penerapan pola kepemimpinan di unit kerjanya.

Pelatihan yang menekankan pada manajemen sumber daya manusia dan komunikasi efektif dipaparkan oleh Rektor Dwijendra University yang telah lama menjadi bagian dari program pelatihan dan workshop yang diselenggarakan oleh Landi Institute. Sedana yang direkrut sejak 2009 oleh Landi Institute telah banyak memberikan kontribusi bagi lembaganya di dalam kapasitasnya sebagai nara sumber, dan bahkan sampai ke Dubai dan Singapore sesuai dengan permintaan peserta, ungkap Smith Ndila selaku Direktur Landi Institue.

Sedana menyampaikan prinsip-prinsip komunikasi efektif harus didasarkan pada “who says what in which channel to whom with what effect”. Menurutnya, komunikasi merupakan salah satu soft skill yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin di dalam suatu organisasi baik formal maupun informal. Dengan penguasaan keterampilan berkomunikasi, maka seluruh gagasan, ide, inovasi yang dimiliki oleh pemimpin akan dapat dituangkan dalam bentuk pesan-pesan dan disampaikan atau dikomunikasikan melalui pilihan-pilihan media untuk dapat diterima oleh staf dan pihak lain serta diperoleh respon yang sesuai dengan keinginan pemimpin tersebut. Namun, dalam proses komunikasi efektif terdapat beberapa barriers atau hambatan yang mengganggu terwujudnya keefektifan komunikasi. Diantaranya adalah: noise; inappropriate medium; assumptions atau misconceptions; emotions; language differences; poor communicating skill; poor listening skills; differences in background; poor timing; personality differences; prejudice; dan stress, ungkap Sedana di dalam menanggapi respon dari peserta terkait dengan mewujudkan komunikasi efektif. Salah satu peserta, yaitu: Nelson Maria Dos Santos Menezes merasakan adanya peningkatkan pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia dan komunikasi yang dipaparkan oleh Sedana, karena metode pelatihannya dilakukan secara interaktif-partisipatif.

Intan Maulina yang didampingi oleh Ketua Prodi Agribisnis, Kadek Ayu Charisma Julia Dewi, S.P., M.P., dan Ketua Prodi Agroteknologi yaitu I Wayan Dirgayana, S.P., M.P. mengharapkan agar Kerjasama dalam bentuk pelatihan ini dapat diteruskan dengan topik yang berbeda dan peserta yang bervariasi juga. (Maulin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *