Tabanan, sunarpos.com
Fakultas Pertanian dan Bisnis Dwijendra University mengadakan pengabdian masyatakat dalam rangka menyambut HUT Yayasan Dwijendra yang ke 72. Pengabdian ini dilaksanakan pada hari rabu, 22 Januari 2025 di Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Kaputen Tabanan bertema Penguatan Kelembagaan Subak Bengkel. Acara pengabdian ini sebagai narasumber Prof. Dr. Ir. Gede Sedana,M.Sc,M.M.A yang juga Rektor Dwijendra University, Dekan FPB Dr. Made Intan Maulina,S.P.,M.P.,Kaprodi Agribisnis Kadek Ayu Charisma Julia Dewi, S.P.,M.P., Kaprodi Agroteknologi I Wayan Dirgayana, S.P., M.P dan Kaprodi Magister (S2) Penyuluhan Pertanian Dr. I Nengah Surata Adnyana, S.P., M.Agb. serta seluruh Dosen FPB dan mahasiswa semester VII. Undangan yang hadir owner PT.Setia Tani Drh. Dewa Koca Kocala, Perbekel Kediri, Perbekel Pangkung Tibah, BPP Kediri, dan anggota Subak Bengkel.
Acara diawali dengan sambutan dari Dekan FPB Dwijendra University Dr. Made Intan Maulina,S.P.,M.P., mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada pekaseh dan Perbekel Desa Bengkel yang telah menerima dengan baik dalam melaksanakan pengabdian masyarakat sebagai wahana pembelajaran dan terjun langsung mengaplikasikan ilmu yang diperoleh ke lapangan dengan mengandeng narasumber yang ahli subak serta owner dari PT. Setia Tani sebagai penyuplai Agrocemikal. Kelian Subak bengkel I Gede Ketut Jananuraga memaparkan kondisi lahan pertaniannya yang memiliki luas 330 ha, jumlah petani 500 orang ini memiliki potensi lahan pertanian basah yang baik, tapi masih kendala dalam minat generasi muda dalam berusahatani, sehingga perlu motivasi dari pemerintah.

Perbekel Desa Bengkel I Komang Wahya Bihantara, S.Kom mengatakan permasalahan yang selama ini terjadi diwilayahnya adalah belum menerapkan pertanian organik serta kurang minat pemuda pemudi dalam terjun kedunia pertanian, padahal pihaknya telah menganggarkan input saprodi sampai pembelian gabah jika mau melaksanakannya.
Rektor Dwijendra University Prof. Dr. Ir. Gede Sedana,M.Sc,M.M.A dalam pemaparannya mengatakan bahwa petani yang ada di bali selalu dekat dengan Tuhannya hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan ritual sebelum melakukan penanaman mulai dari istilah magpag toya, ngemping, nangluk merana, ngodalin, dan mebekukung sampai kegiatan panen. Kegiatan ini selalu dilakukan secara iklas. Gede Sedana juga mengatakan sebenarnya petani sekarang sudah ibarat seperti manager sebuah perusahaan, hal ini dibuktikan mulai dari pengolahan tanah, pemeliharaan selalu mengupahkan kepada buruh tani. Apabila hal ini bisa diinovasi dengan manajemen dan teknologi yang lebih modern akan bisa menarik minat pemuda dalam bertani seperti pemakaian Dron dan smart farming. Kegiatan ini sudah dibuktikan langsung oleh PT.Setia tani melaui direktur utamanya Drh. Dewa Koca Kocala yang selalu bergerak membantu petani bukan hanya melayani sebagai penyedia Agrocemical (pupuk dan pestisida) tetapi juga sudah bergerak dibidang jasa penyemprotan hama penyakit memaki Dron yang lebih efektif, efisien dan modern. Acara selanjutnya dilakukan penyerahan bibit cempaka dan sawo kecik masing-masing 250 pohon dari FPB Dwijendra University ke Pekaseh dan perbekel Desa Bengkel dan Pangkung Tibah diteruskan dengan pelepasan burung hantu Tito Alba dan penyemprotan hama memakai Dron (Surata).