Vulgarnya Kekerasan Verbal di Televisi

Sunarpos.com| Opini| Televisi telah lama menjadi media hiburan dan informasi yang berpengaruh di masyarakat. Di antara berbagai jenis program yang ditayangkan, talk show menempati posisi penting sebagai platform diskusi dan debat tentang berbagai isu sosial, politik, budaya, dan lain-lain. Namun, belakangan ini, ada kecenderungan meningkatnya kekerasan verbal dalam acara talk show, yang menimbulkan kekhawatiran tentang dampak negatifnya terhadap penonton dan kualitas diskusi publik.
Kekerasan verbal merujuk pada penggunaan kata-kata atau ungkapan yang kasar, merendahkan, atau menghina seseorang atau kelompok. Dalam konteks talk show, kekerasan verbal bisa muncul dalam bentuk cemoohan, penghinaan, serangan pribadi, hingga ujaran kebencian. Meskipun tidak melibatkan kekerasan fisik, kekerasan verbal tetap bisa menimbulkan dampak psikologis yang signifikan bagi individu yang menjadi sasaran, serta mempengaruhi penonton secara umum.
Kekerasan verbal dalam talk show berdampak negatif, baik bagi individu maupun masyarakat. Jika kekerasan verbal terus menerus ditampilkan di televisi, ada risiko bahwa perilaku kasar dan tidak menghormati akan dianggap normal atau bahkan diterima dalam kehidupan sehari-hari. Ini dapat merusak budaya komunikasi yang sehat dan saling menghargai.Penonton, terutama anak-anak dan remaja, mungkin terpengaruh oleh contoh negatif yang ditampilkan di talk show. Mereka bisa menganggap bahwa perilaku verbal yang kasar adalah cara yang efektif atau dapat diterima untuk menyelesaikan konflik. Kekerasan verbal cenderung mengalihkan perhatian dari substansi perdebatan dan mengubah diskusi menjadi adu emosi. Ini merusak kualitas diskusi publik dan menghambat penyelesaian masalah yang konstruktif. Individu yang menjadi sasaran kekerasan verbal di talk show bisa mengalami dampak psikologis yang serius, seperti stres, depresi, atau trauma. Bahkan penonton yang terpapar terus menerus pada kekerasan verbal bisa merasakan efek negatif seperti kecemasan atau ketidaknyamanan.*)

*) Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum.
Akademisi Universitas Dwijendra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *