Dwijendra University Denpasar Sukses Menyelenggarakan Webinar Nasional Kebangsaan dengan Tema “Sinergitas Mewujudkan Indonesia Maju Melalui Semangat Toleransi” dalam Rangka Memperingati HUT ke-79 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sunarpos.com| Denpasar, 16 Agustus 2024| – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, kegiatan Webinar Nasional Kebangsaan bertema “Sinergitas Mewujudkan Indonesia Maju Melalui Semangat Toleransi” digelar secara daring yang diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh kalangan masyarakat. Webinar ini menghadirkan narasumber yakni : I Gusti Ngurah Santika, S.Pd., M.Pd. akademisi Universitas Dwijendra Denpasar, Bagdawansyah Alqadri, S.Pd., M.Pd. akademisi Universitas Mataram, Ir. H. Riadi Budiman, S.T., M.Pd., IPM., ASEAN Eng. Akademisi Universitas Tanjungpura, dan Dr. Sulton, M.Si., akademisi Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Webinar dibuka oleh Rektor Dwijendra University, Prof. Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc.,M.M.A. Dalam sambutannya beliau mengapresiasi terlaksananya kegiatan webinar kebangsaan ini sebagai bentuk pendidikan karakter kepada generasi muda penerus bangsa. Semangat toleransi adalah bagian pembangunan karakter bangsa Indonesia. Transformasi nilai budaya lokal adalah salah satu sarana dalam membangun karakter kebangsaan dalam interaksi sosial keseharian sebagai bangsa. Toleransi keragaman merupakan kebutuhan mendasar dalam membentuk karakter yang kuat dalam mewujudkan Indonesia maju. Secara sosio kultural toleransi keragaman menjadi suatu keharusan dalam menghadapi dinamika perkembangan saat ini. Penggunaan bahasa yang diluar tatanan kesopanan, penurunan budaya dan etos kerja merupakan contoh yang perlu kita hadapi bersama. Kegiatan seminar ini diharapkan mampu menjadi satu bagian dalam memberikan pendidikan karkater kepada kita terutamanya generasi muda dalam mengisi kemerdekaan kita mengantarkan Indonesia Maju,ucap Prof. Gede Sedana.

Dalam paparannya, Ngurah Santika menyampaikan bahwa perlunya toleransi dalam mengantarkan Indonesia pada kemajuan tidak hanya dalam tatanan ilmu dan teknologi tetapi juga karakter dan keadaban bangsa. Toleransi akan mampu menjadi perisai dalam menghadapi tantangan global yang semakin cepat, kebertahanan sebagai bangsa yang besar dan mengantarkan terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia. Dalam perspektif tantangan toleransi Bagdawansyah Alqadri menyatakan dalam paparannya mencakup yakni tantangan toleranasi dalam steorotip dan prasangka, ketidakadilan sosial, ketidakpahaman, konflik sosial serta pengaruh media informasi. Sehingga beliau memandang perlu menegaskan kembali kultur-kultur toleransi kebangsaan yang ada di masyarakat melalui pendidikan, kolaborasi budaya dan regulasi pemerintah.

Berbicara mengenai toleransi, hal ini telah dilakukan secara konkret oleh teman-teman Universitas Tanjungpura dalam wadah Pendidikan Karakter (Pendikar Untan) yang di dalamnya menjadi media komunikasi serta kolaborasi mahasiswa dengan berbagai latar belakang suku, agama serta ras, seperti yang disampaikan oleh Riadi Budiman. Beliau menambahkan bahwasanya keragaman itu perlu diwadahi serta kolaborasi sehingga permasalahan sosial yang dapat teratasi. Dalam pemaparan akhir yang disampaikan oleh Dr. Sulton, beliau mengatakan bahwa toleransi merupakan kunci keharmonian. Tiga hal penting yang perlu terus dijaga dan dipertahankan yakni Toleransi, Sinergi, dan Harmoni di tengah keberagaman yang dimiliki, beliau juga menambahkan nilai filosofi dari sapu lidi yang dengan kekerabatan menjadi sebuah kekuatan yang mampu membersihkan berbagai sampah yang ada, begitu juga makna yang dapat diterapkan dalam kehidupan yang bersama-sama ini.

Dalam sesi diskusi peserta diajak berpatisipasi aktif dalam merumuskan ide, gagasan, dan strategi penguatan kebangsaan yang relevan dengan kondisi saat ini dalam memajukan bangsa di era digital. Seminar kebangsaan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh elemen masyarakat untuk terus bekerja sama dalam membangun bangsa yang lebih baik sesuai cita-cita para pendiri bangsa.

Pada akhir kegiatan webinar, acara ditutup Ida Ayu Novita Yogan Dewi sebagai moderator dengan penyampaian kesimpulan yang menegaskan komitmen untuk memperkuat persatuan dan toleransi dengan semangat kemerdekaan dan dilanjutkan dengan kegiatan foto bersama. Salam Dwijendra. Merdeka. (fkip dwijendra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *