Komoditi pertanian sampai saat ini memiliki prospek untuk dikembangkan lebih lanjut. Hal ini disebabkan hampir semua lini kehidupan manusia mulai dari kebutuhan pangan dan industri sebagian besar bahan bakunya dari sektor pertanian dalam arti luas. Kendala yang dihadapi selama ini oleh petani belum mampu meningkatkan nilai tambah, efisiensi, meningkatkan produktivitas produk pertanian. Berangkat dari permasalahan tersebut Fakultas Pertanian dan Bisnis Dwijendra University mengadakan seminar alumni untuk mengingatkan kembali dan menangkap peluang bisnis hilirisasi produk pertanian. Acara seminar ini dibuka oleh Dekan FPB Dwijendra University Dr. Ni Made Intan Maulina, S.P.,M.P., yang didampingi oleh Kaprodi Agribisnis Kadek Ayu Charisma Julia Dewi, S.P.,M.P., dan Kaprodi Agroteknologi I Wayan Dirgayana, S.P., M.P., dalam pandangannya seminar yang bertema peningkatan pendapatan petani melalui hilirisasi produk pertanian sangat penting dilakukan untuk membekali alumni sebelum terjun dalam dunia usaha dan kerja, sehingga betul betul sudah siap untuk mengaplikasikan ilmu pertanian yang mereka peroleh selama ini dengan harapan mampu mengatasi masalah masalah yang mereka hadapi dalam dunia usaha maupun dunia kerja, dan selalu ingat dengan almamater sambil terus menjalin komonikasi yang baik.
Narasumber pada seminar ini Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc.,M.M.A. yang juga merupakan rektor di Dwijendra University mengatakan agar mahasiswa selalu ingat akan pertanian. Berbicara pertanian ada istilah 4 sila. Sila pertama pertanian merupakan suatu proses produksi meliputi lahan, petani, teknologi mulai hulu dan hilir. Sila kedua berupa lahan untuk melakukan usahatani, aksi ini bisa dilakukan dengan memperbaiki kondisi tanahnya seperti pemupukan. Sila ketiga mampu meningkatkan kulitas petaninya dari tidak tahu menjadi tahu. Sila .keempat memperbaiki kondisi hilirisasinya.
Gede Sedana juga mengingatkan bahwa pentingnya kuliah di pertanian, karena dengan pertanian akan dapat menyediakan pangan nasional, mampu menyediakan dunia kerja, menyediakan bahan baku untuk industri, mampu mengkonsumsi produk industri, dapat mengkombinasikannya menjadi sebuah agrowisata, serta dapat menghasilkan devisa suatu negara.
Pendapatan petani pangan selama ini masih jauh dari kurang jika dibandingkan dengan pendapatan petani cengkeh atau perkebunan lainnya. Pendapatan yang masih lemah ini maka peran pemerintah sangat diharapkan untuk menjamin pasar dalam menyerapnya. Petani tugasnya menyiapkan kualitas dan kuantitas yg banyak. Disamping itu hilirasasi sangat penting untuk dikembangkan lebih lanjut dengan konsep 4 guna meliputi guna bentuk, guna tempat, guna waktu,guna milik. Intinya hilirisasinya itu diharapkan ada tambahan nilainya papar Gede Sedana.
Saking antusiasnya peserta menimbulkan banyak pertanyaan mulai dari Sumber Daya Manusia petani yang masih rendah dan masih jarangnya kaum milenial untuk terjun kedunia pertanian, hal ini bisa diatasi melalui penyuluhan better farming, better living, dan better business, yang akan dapat memacu untuk mereka terjun kedunia pertanian (Surata)