Sunarpos.com| Denpasar| Sebagai aktivitas yang rutin setiap tahun, Rektor Dwijendra University, Gede Sedana kembali memberikan kuliah umum mengenai sistem subak kepada 22 mahasiswa yang berasal dari The School of Public Policy, Maryland University, USA pada hari Senin, 2 Januari 2023 di Kampus Dwijendra, setelah sebelumnya langsung diajak ke lokasi, yaitu di Subak Lodtundu, Gianyar. Mengenali subak agar tidak semata-mata dilihat dari aspek organisasi saja tetapi harus dimaknai sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem, subak is only an organization of farmers, tegas Gede Sedana saat menyampaikan paparannya.

Acara yang dipandu oleh Prof. Tom Hilde selaku Dosen Pembimbing Mahasiswa yang sekaligus sebagai Director of Indonesia and Peru Programs, Senior Fellow, Center for International and Security Studies at Maryland
University of Maryland School of Public Policy, diungkapkan filosofi subak yang menjadi pedoman dalam aktivitasnya, yaitu tri hita karana. Sedana mengungkapkan bahwa tri hita karana mengandung nilai-nilai universal yang didasarkan pada keharmonisan hubungan, keseimbangan dan konsensus di antara anggota subak dan juga non-anggota subak. Selain itu, keunikan subak adalah adanya pembagian dan alokasi air yang dilakukan secara tradisional yaitu menggunakan ukuran jari, tektek pada setiap bangunan bagi atau tembuku, dan tidak didasarkan pada ukuran teknis murni, jelas Sedana. Salah satu kegiatan yang menonjol dalam sistem subak adalah penyelenggaraan ritual atau upacara keagamaan. Petani dan subak selalu melakukan ritual yang dimulai dari tahapan menjemput air, mengolah tanah sampai pada panen dan menyimpan padi (gabahnya) di lumbung, yaitu sesuai dengan tahapan penanaman padi. Inilah yang membuat subak swbagai suatu siten budaya yang kemudian diberikan award oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia, seperti yang berada di kawasan Jatiluwih, Tabanan.

Suasana diskusi sangat menarik dan disampaikan berbagai pertanyaan dari mahasiswa yang asalnya sangat bervariasi seperti China, India selain USA. Mereka sangat antusias mengikuti kuliah umum dan berkeinginan akan mengkumandangkan sistem subak di negerinya dan bahkan ke belahan dunia lainnya, ungkap salah satu mahasiswa.
Acara diakhiri dengan makan bersama yang memperkenalkan jajanan tradisional seperti laklak dan buntilan dari Payangan, Gianyar. (Win).