Sunarpos.com| Opini| Maraknya kasus gagal ginjal akut yang akhir – akhir ini mencuat membuat panik masyarakat Indonesia terutama kalangan orang tua yang memiliki anak dalam rentang umur 0 – 18 tahun. Apalagi dengan keadaan kasusnya yang saat ini makin terus bertambah setiap hari. Sebagai orang tua sangat penting untuk mengetahui hal ini, dalam rangka meningkatkan kewaspadaan terhadap anak.
Gagal Ginjal Akut atau Acute kidney injury (AKI), merupakan penurunan fungsi ginjal secara tiba – tiba dalam periode yang singkat, bisa beberapa hari sampai beberapa minggu yang tentu akan berakibat fatal pada penderitanya apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Bahaya yang mengancam bagi anak – anak yang berumur 0 – 18 tahun ini menjadi sebuah cobaan bagi para penerus bangsa. Harapan kita agar penyakit ini dapat terhindar pada anak – anak penerus maka semua pihak harus saling bekerja sama dan terintegrasi baik orang tua, masyarakat, sekolah dan pemerintah membantu para anak dan remaja agar bisa melewati kasus gagal ginjal akut , yang tentu mengancam masa depan para generasi penerus bangsa.
Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak mengalami peningkatan yang signifikan dalam dua bulan terakhir ini. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Kementerian Kesehatan lewat juru bicaranya dr. Mohammad Syahril dalam Press Conference daring “Perkembangan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia” (per tanggal 26 Oktober 2022) mencapai 269 kasus gagal ginjal akut dan angka kematian pada korban pun meningkat, yakni mencapai 157 anak.
Seiring dengan peningkatan kasus tersebut, orang tua tidak perlu panik, tetap tenang tetapi waspada. Awasi perkembangan kesehatan anak sebagaimana biasanya, dan segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terutama apabila anak mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjak akut seperti adanya gelaja mual, muntah, diare. Demikian pula yang harus benar – benar diperhatikan adalah urinenya, karena apabila warna uribe berubah menjadi coklat dan urine nya berkurang dalam waktu 24 jam atau tidak ada urine dalam waktu 6 – 8 jam. Gejala ini jangan ditunda untuk membawa anak ke rumah sakit. Pastikan anak pun medapatkan asupan cairan yang cukup selama sakit.
Dengan angka yang begitu fantastis sepertinya masyarakat masih tidak aware dengan keadaan yang sedang ramai menjadi pembincangan di Indonesia. Kurang perhatian ini karena kurangnya edukasi publik mengenai pentingnya kesehatan. Terkadang masyarakatnya sendiri merasa tidak tertarik karena merasa hal tersebut tidak mempengaruhi banyak hidupnya. Sebagaimana Ketua DPR RI meminta pemerintah menggencarkan edukasi kepada masyarakat terkait fenomena kasus gagal ginjal akut misterius yang ditemukan pada anak. Selain itu, instruksi agar penggunaan obat cair kepada anak disetop sementara dan juga harus disosialisasikan secara masif.
Sekolah juga bisa ikut mengantisipasi kasus gagal ginjal akut ini, karena kasus ini mengincar anak – anak yang masih dalam usia pelajar. Sekolah bisa ikut andil dengan memberikan edukasi publik mengenai kesehatan dan kasus gagal ginjal akut sehingga dari diri generasi penerus bangsa sendiri memiliki rasa waspada dan lebih berhati – hati. Salah satu peran penting di sekolah adalah kantin sekolah, yang bisa ikut berkontribusi terhadap kesehatan pelajar dengan mengadakan kantin sehat agar gizi dan protein para siswa bisa terpenuhi.
Pemerintah merespons fenomena ini dengan menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Adapun surat keputusan ini dikeluarkan guna memberikan informasi terkait serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal ginjal akut.
Untuk mencegah hal ini terjadi adalah harus dimulai dari diri kita sendiri dengan mulai mengetahui dan memberikan informasi kepada orang – orang di sekitar kita dengan menggunakan social media maupun dengan obrolan yang bisa dilakukan dengan orang – orang di sekitar kita, lalu semua orang yang beresiko terkena kasus gagal ginjal akut harus di awasi saat sakit atau saat memulai pengobatan baru, dengan melakukan pemeriksaan darah serta urine secara rutin. Selalu gunakan obat – obatan sesuai dosis yang dianjurkan dokter dan menjaga kesehatan tubuh. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus terintegrasi dan tetap tenang serta waspada dengan kasus kesehatan Gagal Ginjal Akut. Sebagaimana kita telah menghadapi kasus wabah COVID-19 kita harus berjalan bersama dalam menghadapi hal ini. Dan juga selalu memantau informasi terbaru dari Kementerian Kesehatan agar kita semua selalu bisa waspada akan keadaan disekitar kita dan bisa saling mengingatkan satu sama lain . *)
*) Penulis
Asep Nurcahyadi
Mahasiswa pertukaran MBKM dari Universitas Gunung Jati di FikomBis Dwijendra University