Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar

Sunarpos.com| Gianyar| Pengembangan ekonomi lokal memberikan andil yang sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian secara nasional. Oleh karena itu, sektor perekonomian lokal perlu dikembangkan berdasarkan potensi yang dimiliki masing-masing daerah (desa). Selama covid 19 perekonomian secara nasional mengalami keterpurukan begitu pula laju perekonomian lokal melambat. Hal ini juga dialami oleh masyarakat Desa Puhu, Desa Puhu merupakan salah satu desa di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar yang memiliki potensi ekonomi tinggi untuk dikembangkan secara optimal. Beberapa potensi di antaranya adalah: sumber daya alam yang tersedia seperti lahan pertanian (sawah, kebun), sumber daya air (mata air, sungai), peternakan, perikanan, kerajinan, industri kecil, kawasan penunjang pariwisata. Terlebih lagi, prasarana fisik seperti transportasi, listrik dan komunikasi di Desa Puhu tergolong relatif baik

Desa Puhu merupakan salah satu desa di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar yang memiliki potensi ekonomi tinggi untuk dikembangkan secara optimal. Beberapa potensi di antaranya adalah: sumber daya alam yang tersedia seperti lahan pertanian (sawah, kebun), sumber daya air (mata air, sungai), peternakan, perikanan, kerajinan, industri kecil, kawasan penunjang pariwisata. Terlebih lagi, prasarana fisik seperti transportasi, listrik dan komunikasi di Desa Puhu tergolong relatif baik.

Salah satu potensi desa adalah pengolahan hasil pertanian masyarakat Desa Puhu dalam skala luas tapi belum dikembangkan dengan baik karena masyarakat belum menerapkan teknologi dalam mengolah lahan pertanian. Di samping itu, pengolahan hasil pasca panen masih dilaksanakan secara tradisional, seperti olahan kuliner jajan (buntilan) dan jajan uli sebagai produk lokal yang khas dan hanya ada di Desa Puhu. Hal ini perlu dicarikan jalan pemecahan berupa sentuhan teknologi. Penerapan teknologi sederhana berupa pengawetan jajan buntilan dapat memperpanjang durasi kedaluwarsa jajan buntilan. Penggunaan teknologi rumah pengering dapat mempercepat proses pengeringan.

Selain itu Desa Puhu sebagai Desa andalan pertanian, telah mengembangkan   pertanian dalam skala luas. Masyarakat desa banyak memelihara babi dan ayam. Limbah babi dan ayam belum dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Limbah   peternakan mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi.  Limbah ternak babi bisa dijadikan bio gas dan dipakai pupuk tanaman padi atau perkebunan. Masyarakat Desa Puhu memupuk padi dan tanaman di ladang menggunakan pupuk non organik. Masyarakat belum mempunyai keterampilan dalam mengolah limbah ternak. Limbah ternak dibuang di sungai. Pembuangan limbah sembarangan mengakibatkan pencermaran lingkungan. Kapasistas masyarakat dalam pengembangan ekonomi lokal perlu ditingkatkan sehingga masyarakat memiliki keterampilan dalam mengelola potensi lokal yang ada di desanya.

Adapun tujuan dari program ini adalah untuk (1) menghasilkan model pembelajaran membangun ekonomi lokal berbasis pada konsep Tri Hita Karana (MILO SITANA) (2) Menghasilkan teknologi pengolahan hasil panen menjadi kuliner lokal. (3) Menghasilkan teknologi pengolahan limbah ternak menjadi biogas dan pupuk. (4) meningkatkan kapasitas masyarakat lokal di dalam pengembangan ekonomi lokal; dan (5) membuat website sebagai sistem informasi tentang pengembangan ekonomi lokal di desa dan informasi lainnya hasil yang relevan. Penguatan sektor ekonomi lokal berbasis Tri Hita Karana (Milo Sitana) perlu dikembangkan sehingga hasil pengkajian yang sudah dihasilkan dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat Desa Puhu. UMKM Desa Puhu diharapkan memberikan pendampingan kepada masyarakat apabila masyarakat mengalami kendala dalam mengimplementasikan teknologi yang telahdilakukan. Dengan ini, diharapkan pengembangan ekonomi lokal dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Disamping itu, UMKM kedepan perlu bekerja sama dengan dinas perindustrian di kabupaten untuk melakukan pendampingan yang berkaitan dengan standarisasi olahan kuliner (jajan tradisional) sehingga jajan yang dihasilkan terjaga kualitas dan kehigienisan produksi jajan tradisional. [dir.]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *