PERANAN KOMUNIKASI DALAM MEWUJUDKAN PERTANIAN TANGGUH

Program pembangunan pertanian selama ini telah dilaksanakan oleh pemerintah mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah termasuk perdesaan. Merunut perjalanannya masih ada program-program yang tidak tepat sasaran, serta tidak memiliki sifat berkelanjutan dan bahkan dapat merusak alam. Hal ini dapat disebabkan berbagai faktor yang mempengaruhinya baik secara parsial maupun secara bersama-sama Salah satu faktor tersebut adalah implementasi proses komunikasi pembangunan yang belum optimum selama ini sehingga tujuan daripada program pembangunan belum tercapai sesuai dengan harapan berbagai pihak (pemerintah dan beneficiaries). Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.M.A. selaku ahli pertanian dan juga sebagai Rektor di Dwijedra University dalam kuliah umum Fakultas Pertanian dan Bisnis Dwijendra University yang dilaksanakan pada senin, 10 Oktober 2022, bertempat di Dwijendra University.
Kuliah umum yang bertema Peranan Komunikasi dalam Mewujudkan Pertanian Tangguh ini menghadirkan narasumber Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.M.A. yang dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Pertanian Bisnis Dwijendra University Dr. Ir. Ni Ketut Karyati, M.P. yang didampingi oleh Kaprodi Agribisnis Kadek Ayu Charisma Julia Dewi, S.P.,M.P, Kaprodi Agroteknologi Made Mika Mega Astuthi, S.P., M.P dan beberapa perwakilan dosen. Dalam sambutannya Karyati mengatakan bahwa peran komunikasi dalam era serba digital ini sangat penting dipelajari dan diterapkan karena akan berguna dalam dunia usaha maupun dunia kerja setelah tamat dari bangku kuliah. Karyati juga menegaskan bahwa seiring dengan perkembangan dinamika pembangunan dan perkembangan Iptek, persoalan pertanian yang dihadapi petani menjadi semakin kompleks seperti masih rendahnya peningkatan produktivitas hasil, kualitas, pasca-panen, akses informasi dan sulitnya dalam mengakses modal untuk usahatani
Gede Sedana dalam pemaparannya mengatakan proses komunikasi pembangunan tidak semata-mata ditujukan untuk menyampaikan (delivery) pesan, tetapi harus dimaknai lebih mendalam yaitu mampu menumbuhkan motivasi, partisipasi masyarakat di dalam proses pembangunan, petani dituntut untuk mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut, dan jika tidak, petani akan semakin terpuruk. Kedepan pertanian harus semakin tangguh dan mandiri dan memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat tani. Gede Sedana menjelaskan bahwa ciri-ciri daripada pertanian tangguh meliputi pengetahuan merupakan landasan utama dalam pengambilan keputusan, memperkuat intuisi, kemajuan teknologi yang tinggi, mekanisme pasar yang baik, efisiensi dan produktivitas yang baik, mutu dan keunggulan adalah tujuan, serta profesionalisme karakter petani. Gede Sedana juga menyoroti peran Penyuluhan yang merupakan garda terdepan dalam menyelesaikan permasalahan pertanian pada tingkat bawah serta adanya perekayasaan merupakan inti nilai tambah, sehingga setiap produk yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan lebih dahulu dalam mutu, jumlah, berat, volume, bentuk, warna, rasa, khasiat, dan sifat-sifat lainnya dengan baik.
Mahasiswa sangat antusias mengikuti kuliah umum ini, dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan ke narasumber mengenai permasalahn-permasalahan pertanian yang terjadi selama ini serta solusi mengatasinya. Pertanyaan tersebut dijawab dengan tegas dan lugas oleh narasumber. (Surata).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *