Mengapa Banyak Siswa Belum Bisa Membaca dan Menulis Permulaan?

Kasus siswa tidak  bisa membaca cukup banyak. Bahkan sampai pada kelas IX (kelas III SMP) ada siswa sama sekali tidak membaca. Hal ini tentu menyisakan permasalahan. Apakah penyebab permasalahan ini? Apakah siswa tersebut mempunyai tingkat kecerdasan di bawah rata-rata? Sudahkan anak seperti itu tertangani dengan baik di sekolah? Hal ini perlu dipecahkan apa penyebab dari permasalahan tersebut.

            Analisis awal mengapa ada siswa yang tidak bisa, apakah karena metode yang digunakan salah atau ada perbedaan metode yang dipergunakan ketika siswa pada tingkat TK dengan metode yang dipergunakan di SD? Yang menjadi pertanyaan besar (big question) apakah anak pada tingkat TK mengapa harus sudah bisa membaca permulaan? Bahkan ketika penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SD, ada SD yang mensyaratkan siswa baru sudah bisa membaca. Ini sebuah ironi dalam dunia pendidikan kita. Anak pada tingkat KB dan TK seharusnya merupakan tempat untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Di Taman Kanak-kanak, anak akan diajarkan berbagai pelajaran kognitif seperti membaca, berhitung, menulis sambil bermain. Bahkan anak TK sudah diberikan PR untuk dikerjakan. Para orang tua meminta kepada anaknya untuk mengikuti les (bimbel) membaca. Hal ini cukup menyita kesempatan anak untuk mengisi masa bermain. Anak tidak punyak banyak waktu  bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggalnya.

            Anak yang mengalami kesulitan dalam membaca tentu akan mengalami kesulitan ketika metode yang diajarkan di TK dengan metode yang diterapkan pada bimbel berbeda. Hal ini akan membuat siswa semakin kebingungan. Metode yang mana yang paling tepat diterapkan? Ada beberapa metode yang diterapkan seperti:

            a. Metode Eja Pembelajaran membaca menulis permulaan dengan metode eja memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis.

            b. Metode Bunyi Proses pembelajaran membaca permulaan dengan metode bunyi dilakuakan sebagai contoh: Huruf: /b/ dilafalkan [eb] /d/ dilafalkan [ed] /e/ dilafalkan [e] /g/ dilafalkan [eg] /p/ dilafalkan [ep] Dengan demikian kata ,,nani” dieja menjadi: /en-a/ → [na] /en-i/ → [ni] → dibaca → [na-ni]

             c. Metode Suku Kata dan Metode Kata. Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co,da, di, du, de, do, ka, ki, ku, ke, ko dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna.

            d. Metode Global Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai “Metode Kalimat”. Global artinya secara utuh atau bulat. Dalam metode global yang disajikan perta kali kepada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan di bawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Gambar itu ditujukan untuk mengingatkan murid kepada kalimat yang ada di bawahnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar. Sebagai contoh, di bawah 16 ini dapat Anda lihat bahan ajar untuk MMP yang menggunakan metode global. a) Memperkenalkan gambar dan kalimat b) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata menjadi suku kata; suku c) Kata menjadi huruf-huruf. ini mama ini mama i-ni ma – ma i-n-i m-a – m-a

             e. Metode Struktural Analisis Sintesis (SAS) Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula Pembelajarn MMP dengan metode ini mengawali pelajarannya dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mulamula siswa disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri siswa. Akan lebih baik jika struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran MMP dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri (Hairuddin dkk : 2-27-2-28).

Oleh Ni Nyoman Ayu Riptayani

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *