Rembuk Nasional APTISI Ke-1 Hasilkan Pernyataan Sikap kepada Pemerintah

Sunarpos.com| Badung| Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia menyelenggarakan Renbuk Nasional dan Rapat Pengurus Pusat  Pleno (RPPP) ke-1, berlangsung di Bali Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) , 1-3 Juli 2022. Di hari pertama Rembuk nasional dibuka oleh gubernur Bali Dr. Ir Wayan Koster, dan di hari kedua dihadiri Menteri pertahanan RI Prabowo Subianto sebagai salah satu nara sumber. Rembuk Nasional APTISI hasilkan pernyataan sikap  kepada pemerintah.

Atas masukan dari aspirasi  berbagai Wilayah Aptisi  se-Indonesia, Ketua APTISI Pusat Dr. M.Budi Djatmiko  menegaskan bahwa  ada beberapa pernyataan sikap yang dihasilkan :

Pertama, APTISI agar dilibatkan dalam penyusunan  RUU Sisdiknas.” Pembahasan draft RUU Sisdiknas harus melibatkan semua stakeholder karena akan menggabungkan beberapa UU yakni undang-undang Sisdiknas, UU Guru dan dosen serta UU Pendidikan Tinggi”, tandasnya.

Kedua, Keberatan terhadap penyelenggaraan akreditasi LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri)  berbayar. Budi Djatmiko berharap LAM berbayar dihentikan dengan alasan : biaya akreditasi relatif  mahal, mestinya pelaksanaan akreditasi dibayar pemerintah dan akreditasi bisa diajukan dengan berbasis blockchain sehinggga tidak usah berbayar

Ketiga, Mengusulkan agar mempercepat dikeluarkan izin pembukaan prodi baru. Selama ini perizinan terlalu lama, pengajuan sudah 2-3 tahun belum juga keluar.

Keempat, Dosen tidak perlu izn belajar, karena soal perizinan ini sangat menghambat kenaikan pangkat dosen karena peizinan yang sudah kedaluarsa

Kelima, Tidak  membuat peraturan yang membelenggu Perguruan Tinggi dan dosen. Dengan makin banyaknya peraturan yang membelenggu mengakibatkan dosen tidak focus pada pengembangan profesionalisme, tetapi malah lebih banyak mengerjakan administrasi

Keenam, agar menambah jumlah kuota KIP (Kartu Indonesia Pintar) bagi PTS tanpa memberlakukan persyaratan cluster dan akreditasi, termasuk tambahan khusus  bagi Indonesia Timur  dan daerah 3T. “Selama ini pemerintah tidak berpihak pada pemberian KIP secara wajar kepada mahasiswa PTS, swasta sangat sedikit mendapatkannya padahal mahasiswa swasta jauh lebih banyak dari PTN”, pungkas Djatmiko.

Ketujuh , Mendesak Kemendikbudristek  untuk menyediakan sistem informasi dan flatform yang terintegrasi dan tidak parsial, karena  selama ini setiap direktorat  mempunyai sistem dan platform sendiri- sendiri.

Kedelapan, Pemerintah wajib menyetop  sistem rekrutmen mahasiswa baru S1/D4 bagi PTN dengan berbagai jalur dan tidak lagi membuka cabang di kabupaten/kota

Kesembilan, membebaskan PTS dari pembebanan segala jenis pajak yang tidak sesuai dengan peruntukan bagi institusi nirlaba. Djatmiko menegaskan bahwa “ pada hakekatnya PTS mempunyai tugas ikut membantu mencerdaskan bangsa dan menciptakan manusia unggul “ jelasnya

Kesepuluh, Mengembalikan Uji Kompetensi kepada Perguruan Tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Dari sepuluh rekomendasi tersebut ada tiga tuntutan utama yakni fokus pada keberatan atas LAM berbayar, Uji kompetensi dan keberpihakan pada mahasiswa swasta dalam pemberian KIP.

Kegiatan Rembug Nasional APTISI dihadiri oleh pengurus aptisi pusat, APTISI wilayah dan para pimpinan Perguruan tInggi dan Yayasan se- Indonesia. Peserta  berjumlah 2500 peserta dari pimpinan PTS dihari pertama, dan dihari kedua ditambah dengan peserta dari kalangan dosen dan mahasiswa sebanyak 500 orang, sehingga total peserta mencapai 3000 orang

Menhan Prabowo Subianto, yang hadir dihari kedua sebagai  salah seorang nara sumber. Prabowo mendorong PTS di seluruh Indonesia , masuk dalam revolusi Science Technology, Engineering dan Math (STEM). Menurut Prabowo Indonesia jauh tertinggal  dari Negara lain terutama Amerika dan Tiongkok. Menhan mengatakan  “setiap tahun RRT menghasilkan 1,3 juta sarjana STEM, sedangkan USA menghasilakan 300.000 sarjana STEM setiap tahun” ujarnya. Terkai dengan paparan Prabowo tentang berbagai permasalahan bangsa saat ini, Budi Djatmiko sangat mengapresiasi  ide dan cara Prabowo dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. (Radit)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *