Sunarpos.com| Denpasar|
Pelatihan dan Pembekalan Praktik Kerja Lapangan yang disingkat dengan PKL kepada seluruh mahasiswa semester akhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dwijendra University. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin 12 – 13 April 2022 bertempat di Aula Udiana Shanti, Yayasan Dwijendra. Kegiatan PKL ini dihadiri oleh seluruh dosen dan mahasiswa yang dilakukan secara langsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran virus covid-19.
Pemateri pertama, Rektor Dwijendra University, Dr Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.M.A., memberikan materi tentang berpikir kritis dalam membangun kreativitas. Mahasiswa senantiasa harus berpikir kritis untuk menjadi agent of change atau agent of development di masyarakat. Berpikir kritis merupakan salah satu bentuk soft skill pada setiap individu yang dibutuhkan dalam suatu organisasi dengan berpikir yang logis, rasional dan sistematis. Dengan berpikir kritis, mahasiswa dapat menentukan sikapnya terhadap isu/masalah yang ada di masyarakat sehingga tidak mudah terprovokasi dengan informasi/berita yang menyesatkan. Namun, sebagai mahasiswa sebaliknya mampu memberikan edukasi yang benar terhadap masyarakat.

Manfaat berpikir kritis, yaitu mudah dalam memahami sudut pandang orang lain, memiliki banyak alternatif jawaban/ide yang kreatif, menjadi rekan kerja yang baik/dapat diandalkan, lebih mandiri menghadapi permasalahan, dan dapat menemukan banyak peluang baru. Cara melatih diri berpikir kritis, yaitu selalu belajar atau bertanya atas keabsahan sebuah informasi yang diterima dan berpikir secara out of the box (keluar dari frame). Langkah-langkah berpikir kritis, yaitu mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan semua data yang ada, menganalisa dan mengevaluasi data yang valid, dan terakhir membuat keputusan yang benar berdasarkan data yang valid.
Berdasarkan program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) yang diluncurkan pemerintah, mahasiswa dituntut untuk memiliki kreativitas dan inovasi. Program merdeka belajar bertujuan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul melalui beberapa program merdeka belajar, seperti program pertukaran mahasiswa, magang di dunia profesi, kewirausahaan, proyek kemanusiaan, bela negara dan program membangun desa. Harapan dari program MBKM agar mahasiswa Ketika sudah tamat dapat langsung bekerja dengan memiliki soft skill yang kritis dan juga memiliki hard skill yang unggul dan professional di masyarakat
Pemateri kedua, Disdikpora Provinsi Bali bidang SMA, yaitu Drs. I Wayan Gede Jagra, M.Pd., membawakan materi tentang implementasi kebijakan merdeka belajar bagi guru perintis menuju profile peserta didik pancasila. Visi pendidikan Indonesia mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kpd Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.

Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya. Pelajar Pancasila dapat dipelajari dengan dua program, yaitu pertama, program Intrakulikuler, meliputi: pembelajaran terdiferensiasi, capaian pembelajaran disederhanakan, siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi, guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai kebutuhan. Kedua, program kokurikuler, meliputi: lintas mata pelajaran, berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum, pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan kelas, melibatkan masyarakat, muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu nasional dan global.
Proses pembelajaran memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di dalam dan di luar sekolah. Sarana dan prasarana tersebut, baik tersedia maupun dari kreasi guru/siswa sebagai media dan sumber belajar yang berdampak terhadap peningkatan mutu pembelajaran dan capaian hasil belajar siswa. [Gus Wisnu]