Petani Menginginkan Harga Gabah yang Tinggi

Sunarpos.com| Gianyar| Impian dan harapan petani untuk memperoleh pendapatan yang tinggi dari usahataninya terungkap saat diselenggarakannya Temu Wicara Petani di Desa Kemenuh, Gianyar bersama dengan Universitas Dwijendra dan HKTI Kabupaten Gianyar. Demikian disampaikan oleh Pekaseh Subak Enggong, I Gusti Ketut Ngurah yang diamini oleh para perwakilan petani pada acara temu wicara yang dilangsungkan di Bale Pertemuan di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar pada hari Jumat, 11 Maret 2022. Selain itu, insentif bagi subak-subak masih dirasakan relatif kecil baik yang berupa bantuan tahunan maupun insentif bagi pekaseh, ungkap I Gusti Ketut Ngurah.

Temu wicara yang dihadiri oleh Rektor Dwijendra University, Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA. berjalan dalam suasana yang sangat impresif dengan penerapan protokol Kesehatan yang ketat karena masih dalam suasana pandemi covid19. Gede Sedana yang didampingi oleh tim dari Fakultas Pertanian dan Bisnis, Dwijendra University menyampaikan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi kita Bersama, yaitu para petani, subak, pemerintah, perguruan tinggi, Lembaga swadaya masyarakat dan swasta adalah membangun integrasi yang kuat dari hulu sampai ke hilir. Penyediaan benih unggul wajib tersedia selain teknologi budidaya tanaman padi guna dapat mewujudkan peningkatan produktivitas.

Saat ini, posisi tawar petani masih sangat rendah dan dapat dikatakan sering tidak berdaya pada saat musim panen tiba, khususnya dalam penetapan harga gabahnya. Sangat ironis yang terjadi, dimana petani yang memiliki produk malah mempertanyakan harga gabahnya kepada penebas atau pengepul yang dating ke lokasinya. Tentu saja kondisi tersebut tidak akan mendongkrak pendapatan petani, ungkap Sedana. Oleh karena itu, sesuai dengan harapan dan impian petani tersebut sangat diperlukan adanya kebijakan pemerintah yang pro-farmer, misalnya pemerintah dalam jangka pendek melalui unit-unitnya agar membeli gabah petani dengan tingkat harga yang layak, yaitu sebesar Rp 8.000/kg. Kondisi ini merupakan subsidi pemerintah di hilir dan secara langsung serta signifikan meningkatkan pendapatan petani, imbuh Gede Sedana.

Gede Sedana sempat menyinggung tentang adanya kutipan yang menyebutkan bahwa di dalam sloka telah disebutkan agar lahan dan air harus dijaga kesuciannya dan harus dimuliakan untuk tetap memberikan kehidupan yang sejahtera bagi umat manusia dan menjamin keharmonisannya bersama alam. Jangan sampai suasana ketentraman dalam kehidupan menjadi terancam jika keberadaan air dan tanah dinodai atau dirusak. Terlebih lagi sampai melupakan budaya pertanian yang selama ini dilakoni oleh para petani khususnya di lahan sawah yang tergabung dalam organisasi subak. Para petani yang dikenal sangat tulus, ikhlas dan sabar di dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan di dalam berusahatani adalah penjuang pangan. Air dan lahan adalah sumber kehidupan karena menghasilkan untuk penduduk. Jasa besar petani harus diberikan apresiasi yaitu dengan cara memenuhi impian dan harapan petani untuk memperoleh harga gabah yang tinggi, imbuh Sedana yang didampingi oleh Dr. I Nengah Surata, SP. M.Agb.

Gagasan agar pemerintah membeli gabah petani dengan harga tinggi sangat diharapkan oleh para petani dan jika memungkinkan dapat segera dilaksanakan untuk meningkatkan daya beli para petani apabila pendapatan petani semakin meningkat, pinta I Gusti Ketut Ngurah selaku pekaseh. I Nengah Surata sebagai pendamping petani juga menginginkan adanya peningkatan kesejahteraan petani melalui usahatani padinya. Pendapatan yang semakin tinggi tersebut akan memiliki korelasi dengan semakin intensifnya para petani untuk melakukan pengelolaan usahatani yang sesuai dengan rekomendasi pemerintah.

Sementara itu, drh. Nyoman Arya Dharma selaku kepala UPT. Puskeswan Kecamatan Sukawati, Gianyar banyak menggali permasalahan yang dialami oleh petani peternak, khususnya sapi, seperti Kesehatan dan inseminasi buatan. Selain itu, para petani juga secara langsung memperoleh solusi alternatif yang dapat dilakukan guna mengatasi masalahnya dari Arya Dharma yang sekaligus sebagai Ketua HKTI Gianyar. Bahkan para petani peternak diminta untuk menghubungi langsung via telpon jika memiliki masalah terkait dengan ternaknya agar segera dapat diatasi. Pelayanan yang baik kepada para petani adalah kewajiban yang perlu dilakukan, tambah Arya Dharma.

Pada akhir diskusi, Gede Sedana yang juga didampingi tim dari Fakultas Pertanian, Dwijendra University mengajak seluruh petani untuk selalu mengikuti rekomendasi teknis dari pemerintah, khususnya petugas penyuluhan pertanian dalam penerapan teknologi budidaya. Dwijendra University melalui Fakultas Pertanian dan Bisnis dan LPPM juga akan senantiasa mendampingi para petani, subak-subak untuk semakin meningkatkan kapasitasnya di dalam pengelolaan usahatani di lahan sawah dan juga para peternak, termasuk organisasi subak dan kelompok-kelompok peternak, imbuh Gede Sedana yang juga Ketua DPD HKTI Bali. (Astra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *