Gerakan Ekoliterasi Di Sekolah

Sunarpos.com| Opini|

Beralihnya fungsi lahan menjadi perindustrian dan pemukiman menyebabkan kerusakan lingkungan dan perubahan ekosistem. Ketika musim hujan datang, banjir melanda pemukiman dan ketika musim kemarau sumber-sumber mata air mengering. Langkah antisipasi perubahan lingkungan sudah direncanakan tetapi eksploitasi terhadap lingkungan tetap dilakukan secara masif. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat belum memiliki kesadaran mengenai lingkungan. Kesadaran terhadap lingkungan perlu ditanamkan sejak dini. Kesadaran mengenai lingkungan dapat  diawali dari lingkungan keluarga. Orang tua memiliki peran penting untuk meningkatkan kepedulian anak terhadap lingkungan. Disamping secara informal, kepedulian anak terhadap lingkungan dapat dilakukan secara formal sejak anak mulai mengenyam pendidikan di sekolah. Kepedulian siswa terhadap lingkungan dapat dilakukan dari lingkungan terdekat siswa. Siswa dibiasakan untuk memelihara kebersihan lingkungan dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Siswa perlu diajak melakukan pengamatan mengenai lingkungan.      Untuk siswa yang tinggal di perkotaan, diajak mengamati tumpukan sampah yang  yang ada di setiap sudut perkotaan. Hasil pengamatan akan memberikan suatu pengalaman bagi siswa betapa pentingnya menjaga kebersihan dan        kelestarian lingkungan.             

Kepedulian terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan gerakan ekoliterasi dengan mengintegrasikan pada kurikulum. Gerakan ekoliterasi lebih terfokus pada bagaimana siswa membiasakan diri untuk peduli pada lingkungan. Ekoliterasi adalah suatu aktivitas memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Capra (2013) menjelaskan ekoliterasi atau melek lingkungan merupakan kesadaran terhadap pentingnya lingkungan hidup. Kesadaran terhadap lingkungan hidup dilakukan dengan mengajak siswa untuk bisa membuka pola fikir (open mindset) dan mengaktualisasikan peran preventif dalam mengurangi masalah degradasi lingkungan.           Disamping itu, ekoliterasi diberikan untuk memberikan kesempatan kepada setiap siswa  untuk memperoleh pengetahuan, nilai-nilai,sikap, komitmen, dan keterampilan yang diperlukan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan, serta untuk menciptakan pola perilaku siswa dan memberikan pemahaman bahwa siswa merupakan bagian dari lingkungan.             Goleman et al (dalam Rusmana,2012) mengemukakan lima poin untuk mengembangkan sikap ekoliterasi yaitu sebagai berikut: a) Develop Empathy For All Forms of Life Pembelajaran harus memfokuskan kearah kesadaran, sikap merasakan (empati) akan lingkungan kepada siswa. Pada dasarnya setiap anak mempunyai kepekaan (empati) terhadap lingkungannya. Sikap ini dapat terlihat ketika siswa merasa kasihan terhadap mahluk hidup ketika disakiti. Sikap empati ini harus dikembangkan guru di kelas, sehingga rasa empati siswa semakin kuat. Melalui praktik yang berkelanjutan ini, anak-anak dapat menilai dan merenungkan apa yang dilakukannya baik atau buruk bagi lingkungan.  b) Embrace Sustainability as A Community Practice,Pembelajaran dalam kelompok perlu dilakukan siswa, agar siswa dapat bertanya jawab dengan teman kelompoknya. Selain itu, pembelajaran praktik secara berkelompok dapat menumbuhkan kesenangan tersendiri pada siswa serta dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap tugas dan anggota kelompok yang lainnya. Siswa akan memahami bagaimana kelangsungan lingkungan adalah tanggung jawab setiap individu termasuk siswa. c) Make the invisible visible,  Pembelajaran nyata sangat diperlukan siswa. Siswa akan lebih dekat dan menjiwai setiap proses pembelajaran. Mereka dengan seksama mengikuti langkah langkah serta prosedur dalam kegiatan. kegiatan. Sehingga mereka akan merasakan apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Hal ini akan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa dapat merasakan secara langsung bagaimana pembelajaran merawat lingkungan. d) Anticipate Unintended Consequences, pada tahap ini siswa dituntut untuk bertanggung jawab penuh terhadap perlakuan siswa terhadap lingkungan. e) Understand How Nature Sustains Life, kegiatan ini akan membawa siswa kedalam tahap evaluasi secara langsung. Siswa akan menyadari efek yang terjadi bila lingkungan tidak dipelihara dengan baik. Memahami kehidupan merupakan tanggung jawab manusia yang mengelolanya. Pengelolaan yang baik akan memberi efek baik bagi lingkungan dan begitu juga sebaliknya. *)

*) Penulis

Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum

Wakil Rektor I Dwijendra University dan Dosen Prodi PBID, FKIP, Dwijendra University

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *