Sunarpos.com/Denpasar
Keadaan iklim di Indonesia sulit ditebak, walaupun sudah ada perkiraan cuaca dari BMKG kenyataan dilapangan masih sering kurang akurat. Hal ini akan berdampak sekali terhadap pertumbuhan tanaman yang ada yang berinplikasi terhadap hasil produksinya.
Tanaman pangan seperti padi dan hortikulturan seperti cabai, tomat sangat rentan sekali terhadap hujan, apalagi hujannya terjadi pada malam hari dan lebat. Akibat yang sering terjadi yaitu rentan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman. Mengantisipasi hal tersebut petani hendaknya lebih jeli dilapangan dengan melakukan beberapa hal seperti melakukan pola tanam yang baik, kapan waktunya menanam padi, dan kapan waktunya menanam hortikultura atau sebaliknya. Karena dengan melalukan pergiiran pola tanam terjadi prediksi kebutuhan air yang sudah diatur oleh Subak melaui perarem subak yang ada.
Solusi yang kedua bisa melakukan taanam serempak dalam suatu hamparan sangat diperlukan untuk menghindari penyebaran hama penyakit secara sporadis, pergiliran varietas untuk memotong siklus hama penyakit yang sejenis ini penting dilakukan pada lahan yang sering kena endemis penyakit. Yang paling penting apabila hujan sering terjadi petani hendaknya lebih berhati-hati, semakin sering kesawah menengok sawahnya untuk mengamati hama penyakit terutama pada bagian tengahnya, karena penyakit biasanya perkembangannya paling awal dan cepat diareal tengah sawah. Sehingga prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) lebih diterapkan dengan terlebih dahulu memanfaatkan keberadaan musuh alami berupa kodok, bukur, capung, dll sehingga tercapai keseimbangan ekosistem sawah.
Penggunaan pupuk yang berimbang sangat diperlukan tanaman dalam mengantisipasi perubahan iklim. Penggunaan pupuk organik, Nitrogen dan NPK yang tepat dan sesuai dosis akan dapat lebih menyehatkan tanaman sehingga lebih tahan terhadap hama dan penyakit tanaman.
*)Penulis
Maria Selsiana Jelita Nale
Mahasiswa Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Dwijendra University